Seri IPA SMP : Bioteknologi Kelas 9 SMP Semester Genap
Brodanni.com. Anak-anakku sekalian, berikut ini akan Bapak sampaikan sekilas mengenai Bahan Belajar IPA Kelas 9 Semester Genap Materi Bioteknologi. Silahkan disimak baik-baik, karena nanti akan ada evaluasi setelah kalian pelajari materi ini.
Pada artikel ini akan dijelaskan beberapa poin-poin penting yang harus kalian pelajari pada Materi Bioteknologi yang ada di semester genap ini, dan tidak menutup kemungkinan, materi ini akan dikeluarkan pada saat Penilaian Tengah Semester (PTS).
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, di Kabupaten kita sedang menerapkan BDR dikarenakan pandemi covid - 19. Harapan Bapak selaku pengampu pengajar IPA, semoga kalian bisa mempelajari Materi Bioteknologi Kelas 9 SMP Semester Genap ini secara mandiri.
Pengertian Bioteknologi
JENIS - JENIS BIOTEKNOLOGI
Menurut perkembangannya, secara umum
bioteknologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern.
1. Bioteknologi
Konvensional
Bioteknologi
Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung
untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses
fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan
diproduksi tidak jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi merupakan
kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang
dikehendaki.
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara
umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Seiring dengan
perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas menjadi semua proses yang
melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan
metabolit primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan.
Berikut
ini adalah beberapa contoh pemanfaatan bioteknologi konvensional yaitu:
a.
Yogurt
Yogurt
merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini
akan mengubah laktosa pada susu
menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein
pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa
asam dan kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil
akhirnya dinamakan yogurt.
b.
Keju
Keju
merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada
susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini
dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus. Bakteri ini akan menghasilkan enzim renin, sehingga protein
pada susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan (dadih).
Selanjutnya
enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan protein yang
ada pada dadih. Dadih inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses
pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan
keju.
c.
Roti
Pembuatan
roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh yeast atau khamir. Yeast merupakan
sejenis jamur yang ditambah pada adonan tepung dan akan menimbulkan proses
fermentasi. Proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Gas
karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan alkohol akan
berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti. Adonan akan
tampak lebih mengembang dan membesar pada saat adonan dimasukkan ke oven,
karena gas akan mengembang pada suhu tinggi.
d.
Tape
Perubahan biokimia yang penting
pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi glukosa dan maltosa yang
akan memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam
organik. Reaksi dalam fermentasi berbeda - beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH).
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
e.
Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit. Pada dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan jamur, jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat menguraikan protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.
f. Kecap
g. Minuman Beralkohol
Bioteknologi pangan juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan minuman beralkohol. Pembuatan minuman beralkohol merupakan proses fermentasi dengan bantuan jamur Aspergillus oryzae. Jamur Aspergillus oryzae akan menghasilkan enzim amilase yang dapat menguraikan amilum menjadi glukosa atau gula. Selanjutnya, gula akan difermentasikan lanjut menjadi alkohol dan gas karbondioksida. Proses tersebut kemudian akan menghasilkan minuman beralkohol dengan cita rasa tertentu sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Lama proses fermentasi akan mempengaruhi jumlah alkohol yang dihasilkan. Semakin lama proses fermentasi, semakin tinggi kandungan alkoholnya. Contoh minuman beralkohol adalah wine atau anggur. Bagaimana proses pembuatan wine? Minuman anggur dibuat dari buah anggur dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae melalui proses fermentasi, seperti halnya fermentasi pada pembuatan alkohol biasanya
1.
Bioteknologi Modern
Peningkatan
jumlah penduduk berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan pangan. Produksi
pangan dengan cara tradisional tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang terus meningkat. Hal ini menuntut para ilmuwan untuk mencari solusi
dalam memproduksi bahan pangan dengan cara yang lebih baik. Penerapan
bioteknologi dalam produksi bahan pangan menjadi solusi terbaik saat ini.
Bioteknologi berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi
pemakaian bahan kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya
pemenuhan kebutuhan tersebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern.
Dalam
bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk dalam
jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih.
Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat
menggunakan bagian-bagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
Bioteknologi
modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa
genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan
produk baru dengan cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan
dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Salah satu produk hasil
rekayasa genetik adalah dengan membuat organisme transgenik.
Melalui
teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun pola gen
sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya sesuai
dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan istilah DNA rekombinan, yaitu
proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke organisme lain. Pengaturan pola
genetik ini melibatkan penggunaan gen organisme lain yang disisipkan ke pita
DNA organisme tertentu. Organisme yang menggunakan bagian gen organisme lain di
dalam tubuhnya dikenal dengan istilah organisme transgenik.
a. Tanaman Transgenik
Tanaman
transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan informasi
genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar
tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah. Bahkan,
tanaman juga dapat direkayasa agar mampu membunuh hama yang menyerang tumbuhan
tersebut.
Untuk
membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau
pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).
Tahapan teknik rekayasa genetik pada
Tanaman dengan Bantuan Bakteri Agrobacterium tumefaciens yaitu:
a) penyiapan fragmen DNA yang akan
disisipkan pada DNA tanaman tertentu;
b) penyiapan vektor (perantara) baik
plasmid atau menggunakan virus;
c) potongan DNA yang akan disisipkan
tersebut digabung (rekombinasi) dengan vektor;
d) DNA gabungan akan di sisipkan pada
sel-sel tanaman;
e) tanaman akan tumbuh menjadi tanaman
dengan sifat baru, sesuai dengan DNA yang disisipkan.
Melalui transgenik juga dapat dikembangkan
beras dengan kandungan zat besi dan vitamin A yang lebih tinggi.
Golden rice dikembangkan dengan cara mengambil
gen pengode pembentukan provitamin A atau beta karoten pada tanaman wortel atau
pada tanaman lain, kemudian menyisipkannya ke dalam gen tanaman padi.
Beberapa
tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga macam sifat unggul,
yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak mudah busuk.
b. Hewan Transgenik
Selain
tumbuhan transgenik, juga ada hewan-hewan transgenik. Pada awalnya hewan
transgenik merupakan bahan penelitian para ilmuwan untuk menemukan jenis
penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara penanggulangannya. Perkembangan
selanjutnya, penerapan teknologi rekayasa genetik pada hewan bertujuan untuk
menghasilkan hewan ternak yang memproduksi susu dan daging yang berkualitas,
ikan yang cepat besar dan mengandung vitamin tertentu, dan sebagainya.
Salah
satu penerapan bioteknologi untuk rekayasa produksi pada hewan, misalnya proses
kloning.
Tahapan
proses kloning:
1) Mengambil sel telur yang ada dalam
ovarium domba betina, mengambil kelenjar mamae dari domba betina lain dan
pengambilan sel puting susu seekor domba yang merupakan sel somatis
2) Mengeluarkan nukleus sel telur yang
haploid
3) Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam
sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi
4) Sel telur dikembalikan ke uterus domba
induknya semula
5) Sel
telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba,
kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil kloning.